Hujan Dan Banjir Mulai Sapa Cirebon

Hujan Dan Banjir Mulai Sapa Cirebon

Ayo Berbenah sebelum Banjir Masuk Rumah \"grfs-hujan\"CIREBON- Siap-siap. Tadi malam, hujan dengan intensitas yang cukup tinggi mulai menyapa Cirebon. Hujan turun hampir merata, berlangsung 1 jam lebih. Tanda-tanda banjir pun sudah terlihat. Sejumlah ruas jalan seperti Jl Sudarsono, Jl Rajawali, Terusan Pemuda, dan sebagian Jl Cipto tampak tergenang air. Pantauan Radar, kondisi terparah di kawasan Terusan Pemuda. Air cukup tinggi, sama tinggi dengan taman yang ada di depan kampus Unswagati itu. Banyak pengendara sepeda motor yang nekat menerobos jalur itu, walau akhirnya harus terhenti karena kendaraan tiba-tiba tak melaju lagi. “Kirain tuh gak dalam. Pas sampai tengah, makin dalam. Eh motor mogok,” kata Sunardi, warga perumahan Majasem yang ditemui sesaat setelah menerobos Terusan Pemuda. Jalur lain yang juga cukup parah adalah Jl Sudarsono yang tak jauh dari RSUD Gunung Jati. Di kawasan ini, juga banyak pengguna sepeda motor yang terjebak macet di tengah banjir. Rata-rata sepeda motor yang datang dari arah Jl Cipto maupun dari Kesambi tidak bisa melihat ketinggian air dikarenakan minimnya penerangan di jalan tersebut. Ketinggan air di Jl Sudarsono ini mencapai lutut orang dewasa. Sementara di Jl Rajawali, air terlihat tinggi selepas lampu merah di perempatan Jl Pangeran Drajat- Jl Rajawali. Air menggenang di sepanjang jalan dari mulai lampu merah sampai SPBU Rajawali. Titik tertinggi air di jalan tersebut juga sampai lutut orang dewasa. Sementara Jl Cipto, yang tergenang terjadi di depan Markas, salah satu pusat kuliner di kawasan itu. Warga Mulai Was-was Sementara itu, kondisi tersebut pun menimbulkan kekhawatiran dari warga Cirebon. Mereka pun mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mengantisipasi musibah banjir. Hilda, warga Perumnas, mengaku mulai waswas dengan datangnya musim hujan. Di satu sisi, ia senang karena hujan telah datang. Namun ia khawatir, hujan yang datang ini tidak lagi menjadi berkah, tetapi justru menjadi musibah. “Memang sudah hujan sih, tapi kalau deras banget saya takut. Khawatir banjir lagi. Apalagi kan Perumnas termasuk daerah langganan banjir. Apalagi sekarang jembatan yang di by pass itu sedang diperbaiki, dan sungai juga pada dangkal. Kalau hujannya deras banget, saya takur banjir sampai masuk rumah lagi,” ujar warga Merapi ini. Ia menilai, antisipasi banjir yang dilakukan pemerintah belum optimal. Pasalnya endapan Sungai Cikalong di kawasan Perumnas dirasa Hilda semakin tinggi. Hilda menyayangkan pemerintah tidak melakukan antisipasi saat kemarau. Padahal kemarau tahun ini bisa dibilang cukup panjang. “Seharusnya saat kemarau itu, semua kali dikeruk biar nggak dangkal. Nah ini, Sungai Cikalong aja sudah dangkal banget. Bahkan sudah ada pepohonannya. Kan ironis. Saat hujan besar ini, masyarakat yang resah,” ujarnya. Warga lainnya, Firdaus, juga mengkhawatirkan hal serupa. Ia yang tinggal di kawasan Cipto ini khawatir hujan deras akan mengakibatkan banjir di daerahnya. “Pemerintahnya kurang greget. Musim hujan sudah datang tapi nggak ada antisipasi banjir. Kan kalau sudah banjir nanti warga yang dirugikan. Sekarang saja baru sebentar sudah menggenang, bagaimana kalau sudah tiap hari hujan,” lanjutnya. Senada, warga lainnya Reza juga menilai pemerintah terlambat melakukan antisipasi. Reza yang merupakan warga Kesambi ini mencontohkan, perbaikan saluran di sekitar by pass Sunyaragi baru dilakukan beberapa waktu lalu. Padahal Cirebon sudah mengalami musim kemarau sejak Maret lalu. “Giliran hujannya sudah datang, baru diperbaiki,” jelasnya. Ia pun berharap pemerintah bisa belajar dari pengalaman sehingga potensi banjir bisa ditekan. “Semua orang menantikan hujan, tapi nggak ada yang menantikan banjir,” lanjut dia. (dri/kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: